BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air
merupakan materi esensial yang penting bagi kehidupan manusia. Akan tetapi
keberadaan air dapat menjadi suatu masalah apabila tidak memenuhi beberapa aspek
yang meliputi kualitas, kuantitas dan kontinuitas (WHO, 2004).
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga
seperti untuk air minum, air mandi, dan sebagainya harus memenuhi persyaratan
yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam hal ini
persyaratan kualitas air minum harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, dimana setiap komponen yang dikandung
dalam air minum harus sesuai dengan yang ditetapkan.
Air minum umumnya bersumber dari air tanah dan
secara alamiah mangandung unsur anorganik. seperti besi (Fe), mangan (Mn), seng
(Zn), timbal (Pb) dan sebagainya. Fe dan Mn merupakan
logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam kadar tertentu sangat dibutuhkan
oleh tubuh manusia, namun dalam kadar yang berlebihan dapat menimbulkan efek
racun. Dalam air minum, kadar besi dan mangan yang diperbolehkan yakni masing-
masing 0,3 mg/L dan 0,4 mg/L (PerMenKes RI, 2010).
Sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat, maka
masyarakat cenderung memilih cara yang lebih praktis dengan biaya yang relatif murah.
Salah satu pemenuhan kebutuhan air minum yaitu Air Minum Isi ulang (AMIU). Meski praktis,
tidak semua depot AMIU terjamin kualitas produknya. Terbukti, dari hasil
penelitian laboratorium yang dilakukan Suprihatin dkk (2002) atas kualitas
AMIU di 10 kota besar di Indonesia (Jakarta,
Tangerang, Bekasi, Bogor, Cikampek, Medan, Denpasar, Yogyakarta, Semarang dan
Surabaya) menunjukkan adanya mikroba dan logam berat Cadmium (Cd) yang melebihi batas yang
diperbolehkan.
Bukti ilmiah lain yaitu pemeriksaan
kimia air minum (pH, besi, mangan) yang dilakukan oleh Nurdjaman (2005) pada
beberapa depot AMIU di Kota Kebumen tidak memenuhi
syarat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/MenKes/SK/Vll/2002. Hasil penelitian yang dilakukan Anselmus dkk (2011)
atas kualitas AMIU di kota Manado menunjukkan adanya logam berat As yang telah melebihi nilai standar mutu air minum.
Kajian tentang penentuan kadar logam berat dalam AMIU di
berbagai depot AMIU yang ada di daratan
pulau Timor belum banyak dilakukan. Penelitian lebih banyak difokuskan pada
aspek mikrobiologis yaitu penentuan mikroba dalam AMIU. Padahal penentuan kadar
logam berat juga penting untuk menentukan kualitas AMIU.
Terkait dengan pemikiran inilah, maka penulis ingin melakukan penentuan kadar besi
(Fe) dan mangan (Mn) dalam AMIU secara spektrofotometri. Sampel air diperoleh dari beberapa
depot AMIU yang ada di kota Atambua, NTT. Penentuan kadar Fe dan Mn dilakukan penulis selama melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan di UPT Laboratorium Kesehatan Kupang.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
yang menjadi permasalahan dalan penulisan ini adalah :
1.
Berapa
kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) dalam air
minum dari beberapa depot AMIU yang ada di kota Atambua?
1.3. Tujuan penulisan Laporan PKL
Tujuan
dari penulisan laporan PKL ini adalah :
1. Untuk mengetahui kadar
besi (Fe) dan
mangan (Mn) dalam air minum dari
beberapa depot AMIU yang ada
di kota Atambua.
1.4. Metode Penulisan Laporan
PKL
1.
Observasi, melalui Praktek Kerja
Lapangan
2.
Studi literatur yang berkaitan dengan
judul laporan PKL
1.5. Manfaat PKL
1.
Manfaat
bagi mahasiswa
Dapat mengaplikasikan ilmu dan
keterampilan yang telah diperoleh pada masa kuliah dan sekaligus menambah
wawasan dan pengalaman.
2.
Manfaat bagi Akademik
Dapat meningkatkan kerjasama antara
lembaga pendidikan khususnya Akademik dengan Instansi.
3.
Manfaat
bagi Instansi
Membantu Instansi/Lembaga dalam
menyelesaikan tugas sehari-hari selama Praktek Kerja Lapangan
BAB II
GAMBARAN UMUM UPT LABORATORIUM
KESEHATAN KUPANG
2.1
Deskripsi UPT Laboratorium Kesehatan Kupang
UPT Laboratorium
Kesehatan pada Dinas Kesehatan Provinsi Kupang
ini terletak di Jl. Arif Rahman Hakim, Kotabaru Kupang, merupakan unit
pelaksanaan teknis di bidang Laboratorium pada Dinas Kesehatan Provinsi Nusa
Tenggara Timur yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Dinas
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
UPT Laboratorium
Kesehatan pada Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan Laboratorium Kesehatan, perencanaan, koordinasi,
pelaksanaan dan evaluasi pemeriksaan laboratorium klinik dan laboratorium kesehatan
masyarakat rujukan, pendidikan dan pelatihan teknis serta penelitian dan
pengembangan dan melaksanakan jejaring kerja dan kemitraan di bidang
Laboratorium Kesehatan, melaksanakan pemantapan mutu internal dan eksternal.
UPT Laboratorium
Kesehatan melayani berbagai pemeriksaan diantaranya : pemeriksaan darah
lengkap, pemeriksaan urine lengkap, pemeriksaan kualitas air dan lain
sebagainya. Untuk pemeriksaan laboratorium memakai peralatan yang canggih
diantaranya, Celtax F, Minividas, Turbidimeter, Spectrophotometer, Fotometer
/humalyzer 2000, dll.
2.2
Struktur Organisasi UPT Laboratorium Kesehatan
Kupang
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor : 36 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksanaan Teknis Dinas dan Badan Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lampiran
I).
2.3
Visi, Misi dan Moto UPT Laboratorium Kesehatan
Kupang
Visi
‘
Mewujudkan Laboratorium Yang Mandiri, Bermutu Dan Terpercaya’
Misi
1.
Memberikan pelayanan yang bermutu dan
terjangkau
2.
Menjadikan laboratorium kesehatan
sebagai pusat rujukan
3.
Stadarisasi
tenaga, sarana dan harga
Moto
“ KEPUASAAN
ANDA KEBANGGAAN KAMI “
2.4
Tugas UPT Laboratorium Kesehatan Kupang
1.
Sebagai pelayanan kesehatan bagi
masyarakat Provinsi NTT
2.
Sebagai penyusunan rencana dan program
khususnya tentang laboratorium
3.
Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium
yang memadai dan terpercaya.
4.
Pemantauan mutu, jejaring kerja dan
kemitraan, rujukan, pendidikan dan pelatihan teknis serta penelitian dan
pengembangan.
BAB
III
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Air
Air sangat
berperan dalam menjaga kelancaran sistem
tubuh manusia. Komposisi air dalam tubuh rata-rata 65% atau sekitar 47 liter
per orang dewasa. Setiap hari sekitar 2,5 liter harus diganti dengan air yang
baru. Diperkirakan dari sejumlah air yang harus diganti tersebut 1,5 liter
berasal dari air minum dan sekitar 1,0 liter berasal dari bahan makanan yang
dikonsumsi (Winarno, 1997).
3.1.1
Sifat fisika dan kimia air
Nama
Sistematis : Air
Nama
Alternatif : Aqua,
Dihidrogenmonoksida, Hidrogen hidroksida
Rumus
Molekul : H2O
Massa
Molar : 18,0153 g/mol
Densitas
dan Fase : 0,998 g/cm³ (cair pada 20
°C) ; 0,92 g/cm³ (padat)
Titik
Lebur : 0 oC
Titik
Didih : 100 oC
Kalor
Jenis : 4184 J/kg.K (cair
pada 20 oC)
Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2O
terdiri dari hidrogen (11,1888 %) dan oksigen (88,812 %), satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0
°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut universal karena mampu melarutkan banyak zat
kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan senyawa
organik (Wikipedia,2012). Atom oksigen memiliki nilai keelektronegatifan yang
sangat besar, sedangkan atom hidrogen memiliki nilai keelektronegatifan paling
kecil diantara unsur-unsur bukan logam. Hal ini selain menyebabkan sifat
kepolaran air yang besar juga menyebabkan adanya ikatan hidrogen antar molekul
air. Ikatan hidrogen terjadi karena atom oksigen yang terikat dalam satu
molekul air masih mampu mengadakan ikatan dengan atom hidrogen yang terikat
dalam molekul air yang lain. Ikatan hidrogen inilah yang menyebabkan air
memiliki sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat khas air sangat menguntungkan bagi
kehidupan makhluk di bumi (Achmad, 2004). Air memiliki beberapa sifat khas yang
tidak dimiliki oleh senyawa kimia lain. Diantara sifat-sifat tersebut adalah :
Air memiliki titik beku 0 oC dan titik didih 100 oC (jauh
lebih tinggi dari yang diperkirakan secara teoritis), sehingga pada suhu
sekitar 0 oC sampai 100 oC yang merupakan suhu yang
sesuai untuk kehidupan, air berwujud cair. Hal ini sangat menguntungkan bagi
makhluk hidup, karena tanpa sifat ini, air yang terdapat pada jaringan tubuh
makhluk hidup maupun yang terdapat di laut, sungai, danau dan badan perairan
yang lain mungkin ada dalam bentuk gas ataupun padat. Sedangkan yang diperlukan
dalam kehidupan adalah air dalam bentuk cair.
3.1.2
Sumber Air di Alam
Pada prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti
suatu aliran yang dinamakan siklus hidrologi. Sumber air di alam terdiri atas
air atmosfer, air permukaan dan air tanah (Sutrisno & Kusnoputranto, 2002).
1.
Air
atmosfer
Dalam kehidupan sehari-hari,air ini dikenal sebagai air
hujan. Air hujan merupakan hasil penyubliman awan atau uap menjadi air. Air
hujan biasanya bersifat asam, dengan nilai pH sekitar 4,2. Hal ini disebabkan
air hujan melarutkan gas-gas yang terdapat di atmosfer, misalnya gas
karbondioksida (CO2), sulfur (S), dan nitrogen oksida (NO2)
yang dapat membentuk asam lemah (Novonty dan Olem, 1994).
Selain itu air hujan memiliki sifat agresif terutama
pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat
terjadinya korosi/karatan. Disamping itu air hujan ini mempunyai sifat lunak
sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
2.
Air
permukaan
Air
permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya, air
permukaan ini akan mendapat pengotor selama pengalirannya. Jenis pengotorannya
meliputi kotoran fisika, kimia dan biologi. Air permukaan ada dua macam, yaitu
air sungai dan air danau atau rawa (Kodowatie,2005).
Air
permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber air baku antara lain : air
waduk (berasal dari air hujan), air sungai (berasal dari air hujan dan mata
air). air danau (berasal dari air hujan, air sungai atau mata air).
Pada
umumnya air permukaan telah terkontaminasi dengan berbagai zat-zat yang
berbahaya bagi kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu
sebelum dikonsumsi oleh masyarakat (Sugiharto, 1985).
4.
Air
Tanah
Air
tanah ialah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan dengan
sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase atau dengan pemompaan. dapat juga
disebut aliran yang secara alami mengalir kepermukaan tanah melalui pancaran
atau rembesan (Bouwer, 1978).
Air
tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada air dalam
lapisan-lapisan tanah. Secara praktis air tanah adalah air bebas polutan karena
berada di bawah permukaan tanah. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa air
tanah dapat tercemar oleh zat-zat yang mengganggu kesehatan.
Air
tanah terbagi 3 yaitu, air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata air.
Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air dari permukaan
tanah. Air tanah dangkal ini di peroleh pada kedalaman 15 m. Air tanah dalam
terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam
biasanya menggunakan bor sampai kedalaman antara 100 – 300 m. mata air adalah
air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah, biasanya keluar
dengan cara rembesan.
3. 1.3 Air Minum Isi
Ulang (AMIU)
AMIU
adalah salah satu jenis air minum yang dapat langsung diminum tanpa dimasak
terlebih dahulu, karena telah melewati beberapa proses pengolahan tertentu.
Pengolahan air minum dilakukan tergantung dari kualitas air baku yang digunakan
baik pengolahan sederhana sampai dengan pengolahan yang kompleks. Pengolahan
air baku ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas air sehingga aman dan tidak
membahayakan bagi kesehatan masyarakat yang menggunakannya.
Pada
prinsipnya pengolahan depot AMIU terdiri dari :
1
Pengolahan Fisik
Pengolahan fisik yaitu
pengolahan ulang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran
yang ada dalam air yang diolah. Proses ini di sebut filteralisasi dan
purifikasi.
2
Pengolahan Kimia
Pengolahan kimia yaitu
suatu tingkat pengolahan dengan menggunakan zat kimia untuk membantu proses
selanjutnya, misalnya dengan pembubuhan klor.
3
Pengolahan Bakteriologis
Suatu pengolahan untuk
membunuh atau memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung dalam air minum yakni
dengan cara pembubuhan bahan disinfektan.
3. 1.4 Persyaratan Air Minum
Persyaratan air minum dipengaruhi oleh kondisi
negara masing-masing, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada saat
dunia dilanda krisis air karena semakin menurunnya kualitas air akibat
pencemaran, maka dikeluarkan standar persyaratan kualitas air minum.
Di Indonesia, standar persyaratan kualitas air minum
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan mulai tahun 1975. Persyaratan kualitas air
minum dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat - syarat dan Pengawasan
Kualitas air minum, meliputi persyaratan yaitu :
1. Syarat Fisik
Air yang digunakan untuk air minum sebaiknya air yang
jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dengan suhu hendaknya
dibawah suhu udara (250C).
2. Syarat Kimia
Air minum tidak boleh mengandung racun, zat mineral atau zat
kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan.
3. Syarat mikrobiologis
Air minum tidak boleh mengandung
bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama sekali dan tidak boleh
mengandung bakteri golongan coliform dan E. coli melebihi batas-batas yang telah
ditentukan yaitu 0/100 ml air.
4. Syarat radioaktif
Air minum bebas dari zat
radioaktif.
3. 2
Logam berat dalam air
Logam berat terdapat
secara alami pada setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua
badan air. Keberadaan logam berat juga berasal dari aktivitas manusia. Logam-logam
tersebut jarang ditemui dalam keadaan bebas, melainkan berada dalam keadaan
senyawa (Palar, 2004). Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis
lebih besar dari 5 gr/cm3, dan memiliki nomor atom 22 sampai 92 dari
periode 4 sampai 7 (Miettinen, 1977).
Menurut Vouk (1986)
terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini yang telah
teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Berdasarkan sudut pandang
toksikologi, logam berat ini dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah
logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat
dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat
menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan
lain sebagainya. Sedangkan jenis kedua adalah logam berat tidak esensial atau
beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya
atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam
berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian
mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan
bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh
terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab
alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah
melalui kulit, pernapasan dan pencernaan
3. 2.1
Logam berat besi (Fe)
1. Deskripsi Fe
Besi (Fe) adalah logam berwarna putih keperakan dan dapat dibentuk. Fe di dalam susunan
unsur berkala termasuk logam golongan VIII, dengan berat atom 55,85 g.mol-1,
nomor atom 26, berat jenis 7,86 g.cm-3 dan umumnya mempunyai valensi
2 dan 3 (Wikipedia,2012).
2. Keberadaan Fe dalam air
Besi
adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat
tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya,
besi yang ada di dalam air dapat bersifat terlarut sebagai senyawa garam ferri (Fe3+) atau
garam ferro (Fe2+); tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter
< 1 mm) atau lebih besar seperti, Fe(OH)3; dan tergabung dengan
zat organik atau zat padat yang anorganik.
Fe
berada dalam tanah dan batuan sebagai ferioksida (Fe2O3) dan ferihidroksida
(Fe(OH)3).
Dalam air, besi berbentuk ferobikarbonat (Fe(HCO3)2),
ferohidroksida (Fe(OH)2), ferosulfat (FeSO4) dan besi organik kompleks. Air
tanah mengandung besi terlarut berbentuk ferro (Fe2+). Jika air tanah
dipompakan keluar dan kontak dengan udara (oksigen) maka besi (Fe2+) akan
teroksidasi menjadi ferihidroksida (Fe(OH)3). Ferihidroksida dapat
mengendap dan berwarna kuning kecoklatan. Hal ini dapat menodai peralatan
porselen dan cucian. Bakteri besi (Crenothrix dan Gallionella)
memanfaatkan besi fero (Fe2+) sebagai sumber energi untuk
pertumbuhannya dan mengendapkan ferrihidroksida. Pertumbuhan bakteri besi yang
terlalu cepat (karena adanya besi ferro) menyebabkan diameter pipa berkurang
dan lama kelamaan pipa akan tersumbat.
3. Dampak Fe
terhadap kesehatan
Unsur
Fe merupakan unsur yang penting dan berguna untuk metabolisme tubuh. Setiap
hari tubuh memerlukan unsur besi 7-35 mg/hari yang sebagian diperoleh dari air.
Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan
masalah kesehatan. Depkes RI menetapkan kadar maksimum unsur besi terdapat
dalam air minum adalah 0,3 mg/L.
Fe
dibutuhkan tubuh dalam pembentukan hemoglobin. Banyaknya besi dalam tubuh
dikendalikan oleh fase adsorpsi. Tubuh manusia tidak dapat mengekskresikan Fe,
karenanya mereka yang sering mendapat transfusi darah, warna kulitnya menjadi
hitam karena akumulasi Fe. Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan
rasa mual apabila dikonsumsi. Sekalipun Fe diperlukan oleh tubuh, tetapi dalam
dosis yang besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering disebabkan oleh
rusaknya dinding usus ini (Slamet, 2004)
Hemokromatis
merupakan penyakit akibat kelebihan zat besi. Biasanya penyakit ini memiliki
tanda-tanda diantaranya kulit berwarna merah, kanker hati, diabetes, impotensi,
kelelahan dan gangguan jantung. Seseorang yang telah mendapat penyakit tersebut
akan lebih rentan terhadap serangan jantung, stroke, dan gangguan pembuluh
darah (Widowati, 2008).
3. 2.2
Logam berat mangan (Mn)
1
Deskripsi Mn
Mn
ditemukan oleh Johann Gahn pada tahun 1774 di Swedia. Mangan (Mn) adalah logam berwarna
abu – abu keperakan yang merupakan unsur pertama logam golongan VIIB, dengan
berat atom 54,94 g.mol-1, nomor atom 25, berat jenis 7,43 g.cm-3 (Wikipedia,
2012).
2
Keberadaan Mn dalam air
Mangan
terdapat dalam bentuk kompleks dengan bikarbonat, mineral dan organik. Mn(OH)2
dan MnCO3 relatif sulit larut didalam air, tetapi untuk senyawa
seperti garam MnSO4, MnCl2 dan Mn(NO3)2
mempunyai kelarutan yang besar dalam air (Said, 2005).
3
Dampak Mn terhadap kesehatan
Berdasarkan
Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 menetapkan kadar logam mangan di dalam air minum maksimum
0.4 mg/L. Dalam jumlah yang kecil (< 0,4 mg/L), Mn dalam
air tidak menimbulkan gangguan kesehatan, melainkan bermanfaat dalam menjaga
kesehatan otak dan tulang, berperan dalam pertumbuhan rambut dan kuku, serta
membantu menghasilkan enzim untuk metabolisme tubuh untuk mengubah karbohidrat
dan protein membentuk energi yang akan digunakan. Mangan tersebar di seluruh
jaringan tubuh. Konsentrasi mangan tertinggi terdapat di hati, kelenjar tiroid,
pituitari, pankreas, ginjal dan tulang. Kadar minimal yang dibutuhkan sekitar
2,5 hingga 7 mg mangan per hari dapat mencukupi kebutuhan manusia. Tetapi dalam
jumlah yang besar (> 0,4 mg/L), Mn dapat menimbulkan racun yang lebih kuat dibanding besi,
yaitu menyebabkan gangguan pada tulang, gangguan hati, gangguan ginjal dan
perubahan warna rambut (Janelle, 2004).
3. 3
Spektrofotometer
Spektrofotometer
adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer
menghasilkan spektrum warna dari panjang gelombang tertentu sedangkan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang diserap atau ditransmisikan. Jadi
spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur absorbansi
dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu
obyek kaca atau kuarsa
yang disebut kuvet
(Underwood 1994).
Secara
sederhana instrumen spektrofotometer terdiri dari
Fungsi masing-masing bagian:
1. Sumber cahaya berfungsi
sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai macam rentang panjang
gelombang.
Sumber cahaya yang biasa
digunakan pada spektrofotometer adalah lampu wolfram atau lampu deuterium (D).
Sinar yang dipancarkan dipusatkan pada sebuah cermin datar yang kemudian
dipantulkan dan diteruskan melalui monokromator.
2. Monokromator berfungsi
untuk mengubah cahaya polikromatik menjadi cahaya monokromatik sesuai dengan
panjang gelombang yang dipakai pada saat pengukuran. Bila sebuah cahaya
polikromatik melalui sebuah prisma maka akan terjadi penguraian atau disperse
cahaya.
3.
Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan
sampel. Kuvet
merupakan tempat contoh atau wadah sampel, syarat-syarat yang terpenting pada
kuvet adalah
1.
Tidak berwarna atau transparan sehingga dapat menstransmisikan
semua cahaya
2.
Tahan terhadap bahan-bahan kimia
3.
Mempunyai ketebalan permukaan yang sama
4.
Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari
sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik. Detektor yang biasa digunakan
adalah fototube.
5.
Read Out/Recorder berfungsi menangkap besarnya isyarat listrik yang
berasal dari detektor.
3.3.1
Mekanisme
Kerja Spektrofotometer
Prinsip kerja spektrofotometer secara umum yaitu
cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya masuk ke monokromator dan
didispersikan oleh suatu prisma menjadi cahaya monokromatis. Cahaya yang telah
menjadi monokromatis ditransmisikan ke kuvet, dan didalam kuvet sebagian cahaya
diadsorpsi, dipantulkan dan ditransmisikan. Cahaya yang ditransmisikan akan
melalui detektor yang kemudian akan diubah menjadi sinyal listrik yang tercatat
oleh detektor dan akan diterjemahkan oleh rekorder.
3.3.2
Kelebihan dan
Kekurangan Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat untuk menentukan kadar logam
pada sampel dengan pengerjaannya cepat, selektif dan sangat spesifik untuk unsur yang akan
ditentukan. Spektrofotometer
Hach model DR2800, buatan Jerman ini
mempunyai kelebihan yaitu dapat langsung menganalisis konsentrasi atau kadar
logam tanpa menggunakan preaksi khusus dan tanpa kalibrasi spektrofotometer.
Sedangkan kekurangan dari spektrofotometer ini adalah ada beberapa
unsur yang tidak dapat
dideteksi kadarnya.