Endapan bijih mangan
dapat terbentuk dari beberapa cara yaitu proses hidrotermal yang dapat dijumpai
dalam bentuk (vein), metamorfik dan cebakan sedimenter dan residual (Asril Riyanto., 1989). Bijih mangan utama adalah pirolusit (MnO2) dan psilomelan [(BaH2O)2.Mn5O10] yang mempunyai komposisi oksida dan
terbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu. Mangan mempunyai warna abu-abu
besi dengan kilap metalik sampai submetalik. Mangan berkomposisi oksida lainnya
namun berperan bukan sebagai mineral utama dalam cebakan bijih adalah bauxit, manganit (Mn2O3.H2O), hausmanit (Mn3O4), dan lithiofori, sedangkan yang berkomposisi karbonat adalah rhodokrosit (MnCO3), serta rhodonit yang berkomposisi silika.
Biji mangan (Mn) 95% dimanfaatkan
untuk industri baja. Kegunaan mangan sangat luas, baik untuk tujuan metalurgi
maupun non-metalurgi. Untuk tujuan non-metalurgi, mangan digunakan untuk
produksi baterai, kimia, keramik dan gelas, glasir dan frit, pertanian, proses
produksi uranium, dan lainnya. Di Indonesia, industri hilir pemakai mangan
adalah industri baterai, keramik dan porselein, industri logam, dan industri korek api.
Potensi bijih mangan di Indonesia terdapat di
Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi,
Maluku. Papua, NTB dan NTT.
Deposit bijih mangan yang ada di NTT, sebagian besar terdapat di pulau Timor (kawasan lempeng metalurgi) dan
di pulau Flores khususnya di Kabupaten Manggarai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar